0
Teh merupakan
minuman sehat yang telah dikenal sejak sekitar 5000 tahun yang lalu di
negeri Cina. Pada awalnya, tertulis dalam suatu riwayat, teh
diperkenalkan oleh seorang Kaisar Cina. Ketika itu, ke dalam cawan air
panas Sang Kaisar Shen Nung yang sedang bersantai di kebun istana jatuh
beberapa pucuk daun teh. Selanjutnya Kaisar menyadari adanya perbedaan
rasa pada air tersebut. Dikisahkan setelah kejadian tersebut, ia berani
merekomendasikan bahwa teh memiliki unsur menyembuhkan beragam penyakit
seperti ginjal, demam, infeksi, dan tumor di kepala.
Resep
Sang Kaisar tersebut tampaknya terlalu berlebihan. Namun, para peneliti
di bidang kesehatan kini mampu membuktikan khasiat teh yang dapat
memberikan daya kekebalan tubuh untuk melawan berbagai penyakit serta
memperpanjang usia.
Teh
merupakan salah satu minuman yang paling populer di dunia, dan
posisinya berada pada urutan kedua setelah air. Dengan perkembangannya
ke berbagai belahan dunia, teh telah menjadi bagian yang menyatu dengan
tradisi setempat. Di Beijing, Cina, para peminum teh lebih menyukai
bila diaromai dengan wangi bunga melati yang kuat dengan cara
"membakar" daun teh terlebih dahulu dengan uap panas bunga melati
segar. Lain halnya dengan di Mongolia dan Inggris, peminum teh lebih menyukai teh yang dicampur dengan susu sewaktu sarapan pagi. Dan bagi sebagian besar orang Indonesia , teh bukanlah minuman yang asing karena telah menjadi bagian dari budayanya.
Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu:
1. Teh hijau
merupakan
jenis teh tertua, amat disukai terutama di Jepang dan Cina. Pada
pembuatannya, daun teh sedikit mengalami proses pengolahan, yaitu hanya
pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan.
2. Teh hitam
Lebih dari tiga perempat teh dunia diolah menjadi teh hitam, salah satu jenis yang paling digemari di Amerika, Eropa, dan Indonesia
. Cara pengolahannya, daun dirajang dan dijemur dibawah panas matahari
sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan
tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberikan rasa
yang khas.
3. Teh oolong
Teh
oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau.
Umumnya teh oolong diproduksi dan dikonsumsi di selatan Cina dan Taiwan
. Pada teh oolong, dengan adanya proses fermentasi, terdapat cita rasa
dan karakteristik tersendiri. Meskipun demikian, ketiga jenis teh
tersebut memiliki khasiat dan potensi kesehatan yang sama.
Ketiga
jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung
ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid.
Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada
di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Manfaat teh terhadap kesehatan
1. Menurunkan risiko penyakit kanker
Berbagai
hasil studi menunjukan konsumsi teh berperan dalam menurunkan risiko
penyakit kanker. Senyawa polyphenol dalam teh mampu memberikan
perlindungan terhadap zat karsinogenik. EGCg yang terdapat dalam teh
hijau merupakan senyawa aktif yang berperan dalam mencegah terjadinya
kanker.
Studi
epidemiologis di Jepang menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat
kanker penduduk yang mendiami daerah produsen utama teh hijau amat
sedikit. Suatu studi lainnya di Jepang melaporkan bahwa catechin dapat membunuh Helicobacter pylori , yaitu bakteri pemicu kanker lambung.
Suatu studi di Iowa, Amerika Serikat yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology edisi Juli 1996 terhadap
lebih dari 35.000 wanita pascamenopause melaporkan bahwa teh memiliki
khasiat melawan kanker. Hasil studi tersebut menyimpulkan mereka yang
mengkonsumsi sekurangnya 2 cangkir teh hitam sehari akan berkurang
risikonya terkena kanker kandung kemih sebanyak 40%, dan 68% pada
penyakit kanker saluran pencernaan bila dibandingkan dengan mereka yang
tidak mengkonsumsi teh.
2. Menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular
Penyakit
kardiovaskular antara lain terkait dengan kadar lipida darah, tekanan
darah, faktor homestatik, oksidatif stress, dan lain-lain. Beberapa
studi menunjukkan bahwa teh memiliki khasiat menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dengan menurunkan kadar kolesterol darah dan tekanan
darah.
Mekanisme
pencegahan teh terhadap penyakit kardiovaskular terdapat pada
kemampuannya menghambat penyerapan kolesterol dan menghambat
penggumpalan sel-sel platelet sehingga mencegah terjadinya penyumbatan
pembuluh darah. Polyphenol teh (catechin dan theaflavin) juga merupakan
antioksidan kuat yang mampu melindungi oksidasi LDL-kolesterol oleh
radikal bebas. Teroksidasinya kolesterol tersebut diduga berperan
penting dalam proses atherogenesis yaitu proses awal pembentukan plaque pada dinding arteri.
3. Menurunkan berat badan
Studi terbaru yang dilakukan terhadap potensi teh adalah peranannya membantu menurunkan berat badan seperti dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, 1999 . Penelitian tersebut dilakukan oleh Institute of Physiology , University of Fribourg , Switzerland , yang melibatkan 10 orang sebagai sampel. Para peneliti melakukan pengukuran 24 jam energi expenditure pada
subjek yang diberi kafein (50 mg), ekstrak teh hijau (50 mg kafein dan
90 mg EGCg), serta placebo. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak teh hijau secara bermakna meningkatkan 4% energi expenditure bila
dibandingkan placebo. Dari penelitian tersebut, teh hijau diketahui
mempunyai potensi sebagai thermogenesis sehingga mampu meningkatkan
pembakaran kalori dan lemak yang berimplikasi terhadap penurunan berat
badan.
Hasil
studi ini menjanjikan potensi penggunaan ekstrak teh hijau dalam
program penurunan berat badan, di samping melakukan pembatasan konsumsi
kalori (diet).
4. Mencegah osteoporosis
Osteoporosis
atau pengeroposan tulang merupakan salah satu masalah yang dihadapi
wanita pascamenopause manakala telah terhentinya produksi hormon
estrogen _ pemicu pertumbuhan tulang. Osteoporosis menyebabkan massa tulang menyusut dan mudah patah.
Studi
terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa kebiasaan minum teh
secara teratur dapat mempertahankan keutuhan tulang dan mencegah
terjadinya osteoporosis. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition edisi
April 2000 dengan melibatkan jumlah sampel wanita berusia 65 hingga 76
tahun sebanyak 1.200 orang di Cambridge, Inggris. Kesimpulan yang
diambil adalah wanita yang mengkonsumsi teh ternyata memiliki ukuran
kerapatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD) lebih tinggi
dibandingkan mereka yang tidak minum teh secara bermakna.
Senyawa
aktif yang terkandung di dalam teh berperan menyerupai hormon esterogen
lemah yang membantu melindungi tulang terhadap proses kerapuhan
(osteoporosis).
Teh
merupakan minuman fungsional yang memiliki potensi dan khasiat tinggi
terhadap kesehatan tubuh. Agar memperoleh hasil dan manfaat yang
maksimal, diperlukan kebiasaan minum teh secara teratur. Untuk itu,
biasakanlah untuk minum teh minimal 4-5 gelas setiap hari. Jumlah
tersebut cukup untuk memperoleh manfaat dari senyawa yang terkandung
dalam teh.